Banyak orang berpuasa karena perdukunan. Ada yang berpuasa tiga
hari-tiga malam tidak makan dan tidak minum sama sekali. Dan ada yang beberapa
hari puasa ngebleng (sama sekali tidak makan dan tidak minum). Bahkan
ada yang tanpa tidur sama sekali. Hal ini sangat bertentangan dengan Islam dan
bertentangan pula dengan kodrat manusia itu sendiri.
Mengapa puasa ngebleng itu dilarang dalam Islam ? Sebab Islam pada
dasarnya tidak pernah mempersulit umatnya. Islam mengajarkan puasa bukan untuk
menyiksa diri. Tapi justru untuk memperkuat diri dengan cara-cara yang
meringankan. Orang bisa berubah lebih baik, tapi dengan cara yang baik pula.
Dalam Islam puasa ngebleng itu disebut puasa wishal.
Yaitu puasa dengan cara nyambung hari berikutnya tanpa berbuka dan tanpa sahur. Dan ini diharamkan dalam islam. Sekalipun orang itu mampu melakukannya, tapi tidak diperbolehkan. Baik itu karena menjalani ilmu perdukunan ataupun mahasiswa yang demo kebijakan Penguasa dengan cara memplester mulutnya, tidak makan tidak minum beberapa hari.
Yaitu puasa dengan cara nyambung hari berikutnya tanpa berbuka dan tanpa sahur. Dan ini diharamkan dalam islam. Sekalipun orang itu mampu melakukannya, tapi tidak diperbolehkan. Baik itu karena menjalani ilmu perdukunan ataupun mahasiswa yang demo kebijakan Penguasa dengan cara memplester mulutnya, tidak makan tidak minum beberapa hari.
Abu Hurairah r a. meriwayatkan : “Naha Rasulullah saw ‘anil
wishali”. Rasulullah saw telah melarang puasa wishal.” Yakni puasa nyambung
dari hari ke hari berikutnya. Hal ini sebagai bukti bahwa puasa bukan untuk
memperberat manusia. Tapi justru untuk latihan pengendalian diri. Dan ibadah
bukan hanya puasa saja. Tapi masih banyak pekerjaan lain yang harus dikerjakan
oleh orang yang berpuasa.
Kebutuhan orang hidup tentu banyak sekali. Diantaranya mencari
rezeki dengan cara bekerja keras. Ada yang bekerja di kantor, bekerja di pasar,
di sawah-ladang dan ada yang bekerja kesana-kemari untuk mencari berita seperti
yang dilakukan oleh para wartawan. Agar pekerjaannya tetap bisa berjalan dengan
baik, maka dibutuhkan tenaga yang kuat. Dan orang yang puasa nyambung tentunya
tenaganya semakin berkurang dan ini memberatkan bagi pelakunya.
Hikmah larangan tersebut adalah bukti kasih sayangnya Rasulullah
terhadap ummatnya agar tidak merasa terberatkan oleh tugas-tugas ibadah. Agar
ibadah bagi umat Islam tidak menjadi penghalang pekerjaan dunia, tapi
sebaliknya ibadah justru menjadi pendorong dan penguat untuk bekerja di dunia.
Karena manusia hidup membutuhkan santapan jasmani dan rohani. Dan inilah
keindahan syari’at islam yang menyeimbangkan hidup antara pemenuhan kebutuhan
rohani dan pemenuhan kebutuhan jasmani.
Jadi jelaslah puasa dengan gaya perdukunan tersebut sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Alasannya memberatkan atau mendatangkan
madlarat bagi pelakunya. Dalam kaidah Fikhiyah dikatakan “Al-Dlarar yuzal”,
kalau ada bahaya harus dihilangkan. Dalam kaidah lain dikatakan “Dar’ul
mafasid muqaddamun alaa jalbil mashalih, menolak kerusakan harus
lebih didahulukan daripada menarik keuntungan.” Dan bahaya daripada puasa
wishal harus ditolak demi kemaslahatan manusia. Dan itulah Islam pada
hakikatnya mengajarkan kehidupan yang mendatangkan maslahat (kebaikan). Semoga
puasa kita termasuk yang diridlai oleh Allah swt. Amien.
K.
H. Drs. A. Mahfudz Anwar, MA
(Pengasuh
Pesantren Al-Hamidiyah, Depok)
Yakin anda selalu tidak hoki?? Kami tantang anda yang merasa selalu tidak hoki... Kami yakin tidak ada orang yang tidak hoki...disini akan kami adu hoki anda dengan hoki pemain lain..
BalasHapusHubungi Kami Secepatnya Di :
WHATSAPP : +6281333555662