"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Jumat, 24 Mei 2013

Mir'at : "Udara"

      Udara adalah ruang di atas bumi yang berisi hawa. Benda yang tidak kelihatan oleh mata ini sangat dibutuhkan oleh manusia. Setiap orang selalu membutuhkan udara untuk bernafas. Tak ada udara, maka manusia akan mati. Ruang hampa udara menyebabkan dada sesak dan pengap. Biasa juga disebut oksigen. Udara semakin bagus, maka semakin nikmat udara dihirupnya. Dan tidak ada orang yang menginginkan hidup tanpa udara. Sebab itu sangat penting artinya udara bagi sebuah kehidupan.
      Polusi udara mengakibatkan hidup tidak nyaman. Dan orang yang mengotori udara berarti sama halnya membuat hidup tak nyaman. Membuat sesak nafas dan rentan terkena penyakit. Maka orang berbondong-bondong mencari udara segar. Seperti daerah Puncak, udaranya sangat sejuk dan segar. Apa lagi ditambah pepohonan yang masih rimbun menghijau. Udaranya segar sekali, dan membuat hidup senang. 


Orang-orang Jakarta setiap hari libur ramai-ramai meninggalkan kota Jakarta yang pengap untuk bermacet-macet di Puncak Bogor dan Cianjur. Mereka rela antri di ujung tol atau di jalan-jalan menuju Puncak. Demi apa..? Jawabnya demi udara segar. Walaupun demikian masih ada saja manusia yang tidak sadar akan kebutuhan udara segar. Bisanya Cuma mengotori. Dengan berbagai alasan mereka melakukan pekerjaan yang menjadi biang polusi. Pohon-pohon ditebang demi kepentingan yang kurang berpihak kepada kehidupan. Seperti di kota metropolitan Jakarta dan sekitarnya ini, banyak sekali pembangunan yang mengurbankan udara. Sehingga penduduk Jakarta kehilangan udara yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup. Pada hal bukankah Tuhan (Allah)menciptakan udara untuk dijadikan fasilitas hidup dan keberlangsungan hidup manusia atau bahkan semua makhluk yang bernyawa. 
      Langkanya udara segar juga menjadi salah satu sebab bertambahnya beban hidup. Sebab kalau manusianya banyak yang tidak sehat, tentu harus diadakan penyidiaan obat-obtan yang lebih banyak. Rumah sakit juga harus ditambah banyak lagi. Tapi seandainya udaranya bagus, kesehatan rakyatnya bagus, maka anggaran belanja negara bisa dihemat dan bisa digunakan untuk lainnya. Udara juga bisa berarti suasana. Artinya suatu keadaan yang melingkupi manusia. Misalnya udara Jakarta sedang memanas, karena sedang berlangsung pemilihan calon Gubernur dan wakil gubernur. Maksudnya kehidupan masyarakat Jakarta sedang terpengaruh oleh konflik-konflik kepentingan antar golongan yang sedang mencalonkan diri untuk meraih jabatan nomor satu atau dua di Jakarta misalnya. Udara semacam ini disebabkan oleh suasana perpolitikan yang meningkat tajam menjelang Pilkada. 
      Untuk itu pemahaman tentang udara sangat penting artinya. Sebab suasana baik yang menyangkut udara ruang di atas bumi atau udara yang berhubungan dengan suasana politik. Semuanya sangat berdampak dalam kehidupan, baik secara pribadi maupun bermasyarakat. Maka hubungan masyarakat yang tegang berdampak negatif dan melahirkan udara panas. Untuk itu Rasulullah saw. mencontohkan hidup yang segar, dingin dan berwibawa. Pertama memang Allah swt. telah mengilhamkan udara segar (kesalehan) ke dalam diri Rasulullah saw. dan kedua memang Rasulullah berusaha untuk membuat suasana dingin. Sebab dengan kelemah lembutan Rasulullah, akhirnya suasana batin bangsa Arab menjadi dingin. Walaupun mereka hidup di gurun pasir yang panas. Demikian juga bangsa Indonesia kini telah kehilangan udara segar. Suasana batin telah tercemari oleh kebohongan sebagian para tokoh-tokoh. Saling prasangka dan bahkan saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya. Akibatnya rakyat kecil semakin menderita dan sesak dada. Harga barang- barang kebutuhan hidup semakin mahal. Sementara penghasilan tidak bertambah. Belum lagi adanya persaingan bisnis yang tidak sehat, semakin menambah beban ekonomi bangsa ini secara meluas. Dan akibat fatalnya adalah membengkaknya beban APBN dan APBD yang ditanggung oleh rakyat. Dalam suasana seperti demikian masing-masing individu semakin punya peran penting. Sehingga setiap orang bisa berkontribusi dalam upaya menciptakan udara segar. Sekurang-kurangnya dimulai dari setiap orang untuk bisa berucap dan bertutur kata yang lembut dan proporsional, sehingga membantu penciptaan udara yang kondusif. 
      Dan inilah yang diajarkan oleh Allah swt. melalui kalam suci-Nya : Wattaqullaaha llazi tasaa aluuna bihi wal-arhaam. Agar manusia selalu menjaga silatur rahim (persaudaraan). Jadi dengan sikap bersahabat / bersaudara, akan lahir kekuatan yang dahsyat. Bahkan Rasulullah saw. juga mengajarkan tentang kekuatan tali silatur rahim. Orang yang pandai silatur rahim, maka dia akan menguasai dunia. Menaklukkan dunia dengan umurnya yang panjang dan dengan rizki yang cukup serta banyak. Inilah inti dari pada Udara adalah memberi kehidupan. Hidup yang sehat dan penuh kedamaian. 
      Tidak sedikit orang merasakan kenikmatan udara segar, tapi tidak sedikit pula yang tidak pandai menjaga, apalagi mensyukurinya. Sekarang, pertanyaannya adalah : “Mampukah kita mengambil bagian dari peran penyejuk udara ?” . Jawabnya mampu, dengan satu kalimat :”Do it now ..!”. Insya Allah kita akan berumur lebih panjang lagi dalam kesegaran udara lahir dan udara batin. 

Wallahu a’lam bis shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar