"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Rabu, 22 Mei 2013

Fiqih Ibadah Umrah


Bekerja sangat dianjurkan oleh Islam. Tapi bukan untuk kaya sebagai tujuan akhir. Tujuannya adalah agar manusia bisa memenuhi perintah Tuhannya. Jadi bekerja, lalu kaya dan dapat menjadikan harta sebagai alat atau sarana beribadah. Ingin Haji butuh sarana, ingin Umrah juga butuh sarana. Bekerja keras agar bisa pergi Haji, atau bisa Umrah. Itulah yang terbaik bagi manusia yang beriman.

Kalau haji diperintahkan hanya pada musim haji, tapi kalau Umrah bisa dilakukan kapan saja. Asal terpenuhi syarat dan rukunnya. Sekarang banyak orang kaya menggunakan hartanya untuk plesiran ke luar negeri. Seperti ke Singapura, ke Jepang, ke Eropa, bahkan keliling dunia, dll. hanya sekedar jalan-jalan atau belanja. Berfoya-foya dengan hartanya. Dan hidup hedonis menjadi pandangan hidupnya. Tapi bagi orang muslim (yang baik) kini sudah banyak yang mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah, tepatnya kota suci Mekah dan Madinah. Yaitu perjalanan Umrah. Untuk menyenangkan hati juga untuk beribadah. Jadi kita lebih senang hidup dalam lindungan Allah.


Bahkan sekarang tidak sedikit di antara kita yang melakukan perjalanan Umrah Plus. Selain ke Makah-Madinah ditambah ke Mesir misalnya atau ke kota Seribu satu malam (Irak), atau ke Masjidil Aqsha (Palestina), bahkan ada yang lanjut ke negeri Eropa. Napak tilas perjalanan umat Islam di masa silam yang pernah berjaya di Turki atau di Spanyol, Cordova, dll. Dan ini sangat baik sekali untuk menambah wawasan di samping mempertebal Iman serta semangat ke-ber-agamaan seseorang.
Lalu bagaimana dengan kita sekarang ? Tentu Umrah merupakan Ibadah yang paling nikmat dan amat menyenangkan. Bukan karena perginya semata, tapi karena umrah menjadi bagian terpenting dalam Ibadah umat Islam. Bisa melihat Ka’bah, bisa melihat keindahan kota Tua Makah (Baitul ’Atieq) dan dapat bertemu dengan Rasulullah saw. dalam ziarah ke makamnya. Belum lagi dapat mengagumi tanda-tanda kebesaran Allah yang berupa hamparan pasir, lautan manusia dll. Dan dalam kesempatan ini, yang terpenting buat kita adalah bagaimana Umrah kita benar-benar menjadi Ibadah yang maqbul. Tentu saja dengan bekal Iman dan taqwa. (khairuz zaad at-taqwa)

Umrah menurut bahasa berarti ”ziarah”, sedangkan menurut syara’ ialah ”menuju tanah suci Makah (Ka’bah) karena menjalankan ibadah kepada Allah swt”. Atau definisi lain ”Umrah ialah berkunjung ke Baitullah, untuk melakukan Tawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap ridla Allah.”

العمرة لغة هو الزّيارة . واصطلاحا هو زيارة الكعبة والطّواف حولها, والسعي بين الصّفا والمروة , أو التقصير .
Menurut hadits Aisyah ra. bahwa ”melihat Ka’bah itu ibadah.”. Dan Allah  swt berfirman :
فولّ وجهك شطر المسجد الحرام. ( البقرة : 149 )
Dan hadapkanlah wajahmu ke arah masjid ‘l haram.  ( Q.S. Al-Baqarah : 149).
عن ابن عباس قال رسول الله ص م. : ينزل على هذا البيت كل يوم وليلة عشرون ومائة رحمة , ستون منها للطائفين بالبيت , وأربعون للعاكفين حول البيت , والعشرون للناظرين إلى البيت." أخرجه أبو ذ رّ والأرزقيّ .

Dari Ibnu Abbas : Rasulullah saw. bersabda : “Setiap hari dan malam turun ke Baitullah ini seratus dua puluh rahmat. Enam puluhnya turun untuk orang-orang yang tawaf di Baitullah, empat puluh turun bagi orang yang ber-I’tikaf  di sekitarnya  dan dua puluh rahmat turun kepada orang yang melihat Bait / Ka’bah.” H.R.Abu Zarr dan Al-Arzaqi.

Catatan : Jadi yang terpenting dalam Umrah itu adalah berkunjung ke Baitullah atau ke Ka’bah yang banyak mengandung hikmahnya. (dalam rangka Ibadah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar