Seperti biasanya setiap malam jum’at para remaja puteri berkumpul di surau pak Tohari. Mereka memang rutin membaca riwayat Nabi SAW. yang diistilahkan sebagai diba’an. Demikian juga aku malam itu aku turut serta datang ke surau untuk Jam’iyah Diba’an. Sampai pukul sembilan malam acara sudah selesai. Tapi setelah itu aku dan kawan–kawan tidak boleh langsung pulang oleh pak Tohari. “Anak-anak, jangan pulang dulu,” katanya sambil berdiri di pintu Surau.
Aku sudah merasa tak enak antara berani dan tidak untuk bertanya kepada pak Tohari. Semua menyimpan tanda Tanya. Sampai-sampai ketan bungkusan daun pisang yang dihidangkan kepada peserta diba’an tak ada yang membuka. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, kalau selesai diba’an langsung berebut duluan membuka bungkusan untuk dimakan sampai habis. Terkadang malah ada yang saling minta punya temannya. Dan itu biasa bagi teman-teman seperkumpulan diba’an, untuk saling berbagi konsumsi. Pertanda keakraban.
Read More..