Tidak ada seorang pun manusia di
muka bumi ini yang mengharapkan kepedihan.
Artinya kita semua pasti berharap kebahagiaan. Baik kebahagiaan jangka
pendek maupun jangka panjang. Inginnya di dunia bisa senang dan enjoy dan di
akhirat juga bahagia masuk surga. Dan seperti itulah Rasulullah saw
mengajarkannya.
Ramadlan dikatakan sebagai bulan
berkah dan bulan maghfirah. Dikatakan berkah karena dilipat gandakannya pahala.
Disebut bulan maghfirah karena Allah siap menerima ampunan dari semua hamba
yang bertaubat. Bahkan janji Rasul saw. bahwa jarak antara Ramadlan yang lalu
dengan Ramadlan sekarang (berdurasi 11 bulan) merupakan ampunan bagi setiap
insan yang mengisi Ramadlan dengan Ibadah wajib maupun sunat. Bayangkan waktu
satu bulan bisa menandingi waktu sebelas bulan. Ini adalah semata-mata kasih
sayang Allah swt terhadap hambanya yang ta’at.
Persoalannya adalah “mampukah
kita memanfa’atkan momentum yang baik ini dengan benar?”.
Sebab nampaknya bulan Ramadlan sekarang situasinya hampir sama dengan bulan-bulan lain. Padahal janji Allah tidak ada yang meleset. Semua pasti terbukti. Kalau saja manusia itu paham bahwa Ramadlan itu mubarak, tentu mereka akan berbondong-bondong menyerbu masjid seperti mereka menyerbu pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan banyak discon dan bonus bagi para pembeli.
Sebab nampaknya bulan Ramadlan sekarang situasinya hampir sama dengan bulan-bulan lain. Padahal janji Allah tidak ada yang meleset. Semua pasti terbukti. Kalau saja manusia itu paham bahwa Ramadlan itu mubarak, tentu mereka akan berbondong-bondong menyerbu masjid seperti mereka menyerbu pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan banyak discon dan bonus bagi para pembeli.
Mengapa harus masjid ?
Karena masjid adalah tempat yang
mendatangkan berkah juga. Kalau Ramadlan merupakan waktu yang berkah, sedangkan
Masjid adalah tempat yang berkah. Lihat saja kesuksesan pembangunan manusia
seutuhnya oleh Nabi-Nabi semua berangkat dari masjid. Di mana masjid menjadi
tempat kaum penyembah Tuhan dari dulu hingga sekarang. Maka lihatlah apa yang
disabdakan oleh Rasulullah saw melalui Hadits nya sbb : “Tidaklah suatu kaum
berkumpul di rumah Allah (masjid) , membaca dan mempelajari Al-Qur’an,
kecuali mereka merasakan ketenteraman
dan kasih sayang. Para malaikat berkerumun
di sekeliling mereka. Dan Allah memuji mereka di hadapan semua makhluk yang berada di
sisi-Nya.” ( H.R.Imam Muslim).
Kalau di bulan-bulan lain
umumnya kita pada sibuk urusan duniawi –seperti urusan kantor, urusan bisnis
dll.) maka di bulan Ramadlan inilah waktunya kita menyisihkan waktu kita untuk
kepentingan ukhrawi. Di samping menjalankan ibadah puasa, juga tadarus
Al-Qur’an di masjid. Mendatangi kajian-kajian ke-Islaman, kuliah subuh, kuliah
dluha, I’tikaf, berbagi rizeki yang halal (untuk takjil, untuk sahur), dll. Ya,
harus masjid. Bukan salat Trawih di Hotel-hotel berbintang, Bukan ngaji di
tempat-tempat yang bukan masjid. Sebab anjurannya itu di masjid. Sama halnya
kalau ingin belanja ya ke mall, atau pertokoan. Tapi kalau ingin
melipatgandakan pahala Ibadah, ya di masjid.
Bukti kecintaan seseorang kepada
Allah swt adalah cinta masjid. Dengan mendatangi masjid, memakmurkan masjid dengan
ibadah mahdlah. Dan menurut Nabi saw dikatakan “Qalbuhu Mu’allaqun bil
masajid”, hatinya terikat dengan masjid.”
Jadi keterikatan dirinya dengan masjid sangat erat. Dan orang semacam
itulah yang dijamin perlindungan akhirat dari Allah swt.
Rasanya tidak ada keraguan lagi untuk menilai ke-Islaman
seseorang kecuali dengan melihat masjidnya selama bulan suci Ramadlan ini.
Lebih ramai mana antara Mall-mall dan pusat-pusat perbelanjaan dengan
masjid-masjid yang bertebaran di hampir setiap RW ini. Kalau lebih ramai
masjidnya, berarti warga di sekitarnya itu sangat baik ke-islamannya. Tapi
kalau masjidnya masih tetap sepi, meskipun di bulan suci Ramadlan, berarti
warga di sekitarnya masih bisa dikatakan Islamnya belum maksimal. Apapun
dalihnya. Semoga saja Masjid kita ramai dikunjungi warga untuk beribadah
Ramadlan. Minimal di sa’at Teraweh. What next ? ***
Oleh : K.H.A.Mahfudz Anwar, MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar