"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Kamis, 03 Desember 2015

MAKMURKAN MASJID DI BULAN MAGHFIRAH


Tidak ada seorang pun manusia di muka bumi ini yang mengharapkan kepedihan.  Artinya kita semua pasti berharap kebahagiaan. Baik kebahagiaan jangka pendek maupun jangka panjang. Inginnya di dunia bisa senang dan enjoy dan di akhirat juga bahagia masuk surga. Dan seperti itulah Rasulullah saw mengajarkannya.
Ramadlan dikatakan sebagai bulan berkah dan bulan maghfirah. Dikatakan berkah karena dilipat gandakannya pahala. Disebut bulan maghfirah karena Allah siap menerima ampunan dari semua hamba yang bertaubat. Bahkan janji Rasul saw. bahwa jarak antara Ramadlan yang lalu dengan Ramadlan sekarang (berdurasi 11 bulan) merupakan ampunan bagi setiap insan yang mengisi Ramadlan dengan Ibadah wajib maupun sunat. Bayangkan waktu satu bulan bisa menandingi waktu sebelas bulan. Ini adalah semata-mata kasih sayang Allah swt terhadap hambanya yang ta’at.
Persoalannya adalah “mampukah kita memanfa’atkan momentum yang baik ini dengan benar?”. 
Sebab nampaknya bulan Ramadlan sekarang situasinya hampir sama dengan bulan-bulan lain. Padahal janji Allah tidak ada yang meleset. Semua pasti terbukti. Kalau saja manusia itu paham bahwa Ramadlan itu mubarak, tentu mereka akan berbondong-bondong menyerbu masjid seperti mereka menyerbu pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan banyak discon dan bonus bagi para pembeli.
Mengapa harus masjid ?
Karena masjid adalah tempat yang mendatangkan berkah juga. Kalau Ramadlan merupakan waktu yang berkah, sedangkan Masjid adalah tempat yang berkah. Lihat saja kesuksesan pembangunan manusia seutuhnya oleh Nabi-Nabi semua berangkat dari masjid. Di mana masjid menjadi tempat kaum penyembah Tuhan dari dulu hingga sekarang. Maka lihatlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw melalui Hadits nya sbb : “Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah (masjid) , membaca dan mempelajari Al-Qur’an, kecuali  mereka merasakan ketenteraman dan kasih sayang. Para malaikat berkerumun  di sekeliling mereka. Dan Allah memuji mereka  di hadapan semua makhluk yang berada di sisi-Nya.” ( H.R.Imam Muslim).
Kalau di bulan-bulan lain umumnya kita pada sibuk urusan duniawi –seperti urusan kantor, urusan bisnis dll.) maka di bulan Ramadlan inilah waktunya kita menyisihkan waktu kita untuk kepentingan ukhrawi. Di samping menjalankan ibadah puasa, juga tadarus Al-Qur’an di masjid. Mendatangi kajian-kajian ke-Islaman, kuliah subuh, kuliah dluha, I’tikaf, berbagi rizeki yang halal (untuk takjil, untuk sahur), dll. Ya, harus masjid. Bukan salat Trawih di Hotel-hotel berbintang, Bukan ngaji di tempat-tempat yang bukan masjid. Sebab anjurannya itu di masjid. Sama halnya kalau ingin belanja ya ke mall, atau pertokoan. Tapi kalau ingin melipatgandakan pahala Ibadah, ya di masjid.
Bukti kecintaan seseorang kepada Allah swt adalah cinta masjid. Dengan mendatangi masjid, memakmurkan masjid dengan ibadah mahdlah. Dan menurut Nabi saw dikatakan “Qalbuhu Mu’allaqun bil masajid”, hatinya terikat dengan masjid.”  Jadi keterikatan dirinya dengan masjid sangat erat. Dan orang semacam itulah yang dijamin perlindungan akhirat dari Allah swt.
Rasanya tidak ada keraguan lagi untuk menilai ke-Islaman seseorang kecuali dengan melihat masjidnya selama bulan suci Ramadlan ini. Lebih ramai mana antara Mall-mall dan pusat-pusat perbelanjaan dengan masjid-masjid yang bertebaran di hampir setiap RW ini. Kalau lebih ramai masjidnya, berarti warga di sekitarnya itu sangat baik ke-islamannya. Tapi kalau masjidnya masih tetap sepi, meskipun di bulan suci Ramadlan, berarti warga di sekitarnya masih bisa dikatakan Islamnya belum maksimal. Apapun dalihnya. Semoga saja Masjid kita ramai dikunjungi warga untuk beribadah Ramadlan. Minimal di sa’at Teraweh. What next ?  ***

 Oleh : K.H.A.Mahfudz Anwar, MA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar