"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Sabtu, 09 April 2011

Menggambar Kelinci Kalkun

Pagi itu pelajaran menggambar dimulai. Anak-anak di kelas satu B sedang asyik dengan buku gambarnya masing-masing. Mereka antusias mengerjakan tugas dari Bu Guru. Tugas menggambar “apa saja” yang mereka senangi.

Ada yang menggambar bunga, ada yang menggambar burung, ada yang menggambar hewan besar, gunung, kendaraan dan lain-lainnya. Meskipun mereka menggambar sesuka hati, tapi mereka tetap memperhatikan kaedah-kaedah menggambar. Seperti kaedah perpaduan warna, tata letak simetris atau tidak, lurus atau melengkung dan lain sebagainya.














Amir menggambar kelinci anggora kesukaannya. Bulunya lebat dan sorot matanya tajam. Warna bulunya coklat kemerah-merahan dan ekornya melengkung ke atas. Ia tampak menikmati sekali gambarnya itu. Walaupun gambarnya –sebenarnya- tidak mirip kelinci, tapi lebih menyerupai kucing .

Tiba-tiba Robi yang ada di sebelahnya melihat gambar yang sedang dipoles warna oleh Amir. “Gambar apa itu ?”. tanya Robi kepada Amir.  “Kelinci.” Jawab Amir mantap. “Kok begitu, mirip kucing ?”  .”Bukan.” kata Amir.”Ini kelinci.” lanjutnya.  “Bukan, itu kucing.” kata Robi.

“Kalau kamu, menggambar apa ?”  Amir balik bertanya kepada Robi. “Saya menggambar Kalkun.” jawabnya mantap. “Kok mirip ayam pelung ?”, kata Amir mengomentari.  “bukan, ini ayam kalkun.” katanya. “Bukan, itu pelung.” kata Amir.  “Bukan ini ayam kalkun.”kata Robi mempertahankan diri. “Kalau kurang percaya, mari lihat nanti di rumahku, ada ayam kalkun.” ajaknya serius.

Sepulang sekolah Amir dan Robi bersama-sama melihat ayam kalkun di rumah Robi. Lalu mereka berdua asyik menikmati pemandangan kalkun-kalkun yang sedang berebut makanan di depan kandangnya. Mereka tidak lagi mempersoalkan gambar yang tadinya mereka persoalkan. Setelah itu pindah ke rumah Amir untuk melihat kelinci anggoranya  Ternyata juga asyik melihat-lihat kelinci yang jalannya mirip kanguru. Dan mereka pun lupa akan perdebatan mereka tentang gambar di sekolah tadi pagi.

Akhirnya, tak lama kemudian mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Amir membuka kembali  gambar kelincinya dan dengan senangnya ia tunjukkan kepada Ibunya. “Owh, subhanallah, bagus sekali.” Kata Ibunya mengomentari gambar kelinci itu.

Demikian juga ketika Robi sampai di rumah, ia pun tunjukkan gambar kalkun itu kepada diknya. Adiknya pun bilang : Owh, bagus sekali gambarnya.” Kata adiknya sambil memegang erat-erat buku gambar kakaknya. Dan  ia  pun ingin bisa menggambar kalkun seperti kakaknya.

Baik Robi maupun Amir merasa bahagia dengan hasil gambarnya masing-masing. Tak ada rasa canggung sedikitpun dari mereka untuk memperlihatkan kepada keluarganya.  Mereka bahagia dengan hasil gambarnya masing-masing. Lebih tepatnya, mereka menikmati hasil karya berupa ekspresi dari isi hatinya.


***


Catatan : A.1. Minta kepada salah satu kawanmu untuk membacakan ( dengan penuh penghayatan) teks bacaan tentang “Menggambar kelinci atau kalkun”. Di depan kawan-kawan.
  2. Kawan-kawan yang lain mendengarkan dengan baik dan mengikuti alur ceritanya.
  3. Setelah selesai dibacakan, mintalah komentar satu persatu pada kawanmu. Nilai apa yang terkandung dalam bacaan tersebut.
  4. Sisi mana yang menimbulkan nilai kebahagiaan pada bacaan tersebut.
  5. Bagaimana jadinya dunia, jika orang semua berbahagia ?

                 B. 1. Apakah seseorang bisa mempengaruhi kebahagiaan orang lain. ?
2. Bagaimana anda bisa mendatangkan kebahagiaan kepada orang lain ?
3. Kata-kata apa saja yang bisa membuat orang yang mendengar menjadi bahagia ?
4. Kalimat apa yang ingin kamu dengar dari Gurumu atau orang tuamu yang menjadikan kamu bahagia ?
5. Bisakah kamu menjadi penyebab kebahagiaan buat orang lain ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar