"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Selasa, 02 Juni 2009

IPNU tergantung GREEN-LIGHT NU
















Cikal bakal NU diawali dari pertemuan-pertem
uan anak-anak muda terpelajar yang mempunyai ghirah yang tinggi terhadap ajaran Islam. Bermula dari Hadratus Syekh K.H.Abdul Wahab Chasbullah yang baru saja pulang dari studinya di Makkatul Mukarramah. Beliau bersama-sama dengan anak-anak muda muslim di Surabaya berkumpul untuk mendiskusikan berbagai persoalan umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Tepatnya pada tahun 1914 M. didirikanlah suatu perkumpulan majelis munadzarah yang diberi nama “Tashwirul Afkar”, artinya potret pemikiran. Tashwirul Afkar yang berawal dari pemikiran ilmiah keagamaan murni, akhirnya semakin lama semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman pada sa’at itu. Di mana Bangsa Indonesia masih berada dalam cengkeraman penjajah Belanda yang konon beragama Nasrani dan Yahudi.
Dalam perkembangan selanjutnya diskusi-diskusi itu semakin menarik para cerdik cendekia muslim untuk membahas perkembangan perjuangan Syari’at Islam. Membahas bagaimana idealnya syari’at Islam bisa berjalan dengan baik sekalipun Negara berada dalam kungkungan penjajah.
Maka dengan kesepakatan mereka, Tashwirul Afkar dirubah menjadi Jam’iyah Nahdlatul Wathan.
Dari nama yang diberikannya, maka bisa dilihat bahwa bermula dari kumpulan pengajian hingga menjadi perkumpulan atau organisasi yang menjurus politik Dan pada tahun 1916 M organisasi Nahdlatul Wathan ini baru mendapat pengesahan dari Pemerintah Belanda. Jam’iyah artinya : organisasi, al-Nahdlah artinya : kebangkitan, dan Wathan berarti : Tanah air. Jadi Jam’iyah Nahdlatul Wathan berarti : Organisasi Kebangkitan Tanah Air. Dari nama inilah dapat dipastikan bahwa kesadaran berpolitik kaum santri telah resmi menjadi perjoangan yang terorganisir untuk membela bangsa yang tertindas. Dan salah satu sikap tegasnya adalah penentangan terhadap “Guru Ordonantie” yang dibuat oleh Pemerintah Belanda. Yaitu suatu peraturan pembatasan kegiatan pengajaran Agama (Islam). Dan IPNU/IPPNU adalah salah satu Badan otonom dalam NU.
IPNU/IPPNU
IPNU (Ikatan Putera Nahdlatul Ulama dan IPPNU (Ikatan Puteri-Puteri Nahdlatul Ulama), merupakan organisasi tempat berhimpun generasi muda pelajar yang berada dalam kibaran panji jam’iyah Nahdlatul Ulama. IPNU/IPPNU yang berawal dari organisasi pelajar setingkat SLTP dan SLTA ini berfungsi sebagai wadah penempaan jatidiri, interaksi sosial, kejuangan dengan sandaran nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan (ke-Indonesiaan). Secara kelembagaan IPNU/IPPNU memiliki kedudukan strategis sebagai wahana kaderisasi putera/puteri NU sekaligus alat perjuangan NU dalam pembinaan generasi muda. Agar menjadi generasi masa depan yang tangguh dalam memperjuangkan ajaran agamanya dan nilai-nilai kebangsaann-nya. Niali-nilai keagamaan yang diperjuangkan adalah nilai-nilai ajaran Islam Ahlus Sunnah wal-Jama’ah seperti yang diperjuangkan oleh Ulama-Ulama NU. Maka para pemuda/pemudi yang tergabung dalam IPNU/IPPNU berproses dalam kaderisasi formal maupun informal. Kegiatan informal ini sangat penting, karena mereka dihadapkan pada realitas sosial yang selalu berkembang dari waktu ke-waktu. Agar para kader IPNU/IPPNU terlibat langsung dalam segala aktifitas, sekaligus menjadi team work yang baik. Maka dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Pengurus NU selalu melibatkan kader-kader muda barisan IPNU/IPPNU. Hal ini dilakukan sebagai sosialisasi antara teori yang dikembangkan dalam pengkaderan formal juga diteruskan pada kehidupan nyata. Untuk itu para anggota IPNU/IPPNU yang secara optimal melibatkan diri dalam proses-proses kegiatan ke-NU-an, baik dalam bentuk kegiatan pengajian keagamaan maupun kegiatan sosial mabarrat akan menjadi kader yang militant. Tapi sebaliknya , anggota IPNU/IPPNU yang hanya mengikuti kegiatan pengkaderan formal saja, akan kering makna. Hanya tahu teoritis, tapi tidak kenal watak NU secara utuh. Sehingga character building dalam ke-IPNU-an kurang dapat dirasakan. Maka dari itu IPNU/IPPNU harus bergerak sesuai dengan green light dari Petinggi-petinggi NU. Dan maju mundurnya IPNU/IPPNU tergantung maju dan mundurnya para petinggi NU. Selanjutnya, tujuan IPNU/IPPNU selain memperjuangkan dan mempertahankan ajaran Islam menurut faham Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, juga membentuk kader-kader bangsa yang berilmu dan berwawasan nasional (NKRI). Dan yang lebih penting lagi adalah terbentuknya kader-kader yang mempunyai kemandirian dan pemberdayaan ekonomi. Jadi jelaskan bahwa IPNU/IPPNU merupakan organisasi kader yang bertugas mengantarkan anggotanya menjadi manusia-manusia yang memiliki karakter yang jelas sesuai dengan karakter yang dibangun oleh NU.
Orientasi Ekonomi
Seperti diketahui bahwa pengkaderan IPNU/IPPNU yang disebutkan di atas adalah mengharuskan kepada aktifis/pengurus IPNU/IPPNU untuk memahami karakter dirinya baik secara kelembagaan maupun secara individu. Terutama untuk mengembangkan organisasi baik kuantitas maupun kualitas. Dari segi kuantitas, diharapkan setiap pelajar yang berjiwa Ahlus Sunnah wal-jama’ah dapat ter-rekrut menjadi anggota IPNU/IPPNU secara sadar. Sedangkan dari segi kualitas, mampu melahirkan kader-kader mandiri, loyal dan militant. Dan yang lebih penting lagi mampu mengimplementasikan konsep Tawazun (keseimbangan), Tasamuh (toleran), I’tidal dan amar ma’ruf-nahi munkar yang dikembangkan oleh Syuriah NU. Dengan paradigma yang terpateri dalam konsep tawazun dan sebagainya itu diharapkan IPNU/IPPNU mampu menjadi kader-kader generasi muda ke depan yang mampu ambil bagian dalam membangun bangsa, menuju pada kehidupan sejahtera lahir dan batin. Dan persoalan bangsa yang paling mendasar pada dekade terakhir ini adalah persoalan ekonomi. Betapa setruktur masyarakat muslim banyak mengalami perubahan dari komunitas pengajian, menjadi komunitas ekonomi, bahkan komunitas politik. Hal ini merupakan salah satu dampak dari sistem pendidikan yang berkembang di sekolah maupun madrasah pada akhir-akhir ini. Kini kaum santri terpelajar tidak hanya bergerak dalam dakwah bil-lisan (pengajian dan zikir lisan), tapi juga merambah pada perjuangan ekonomi syari’ah. Yaitu perjuangan melawan hegemoni Barat yang secara tidak sadar menjajah ekonomi bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia ini. Maka dengan sadar kader IPNU/IPPNU mulai menyelesaikan tugas-tugas team work yang mengarah pada pengembangan ekonomi ke-umatan. Baik melalui koperasi bersekala kecil maupun Baitul mal wat tamwil yang sedikit demi sedikit mulai menterapkan sistem syari’ah. Bahkan tidak sedikit kini Perguruan Tinggi di negeri ini yang mengembangkan kurikulum berbasis ekonomi syari’ah. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para Aktifis IPNU/IPPNU. Sehubungan dengan pelantikan Pengurus Cabang IPNU/IPPNU kota Depok pada hari : Ahad, 31 Mei 2009 oleh Wakil Walikota Depok; diharapkan terjadi penyegaran pada Pengurus, juga terjadi perubahan pengkaderan yang signifikan dalam menghadapi tantangan generasi muda yang semakin komplek dan melelahkan. Selamat dan sukses.Amien.

2 komentar: