"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Minggu, 14 Februari 2010

Guru Teladan



Untuk menghadapi Era gelobalisasi yang penuh persaingan seperti sekarang ini, maka dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan mampu eksis dalam mengalahkan tantangan hidup. Dan untuk mencapai SDM yang unggul, maka pendidikanlah yang paling bertanggung jawab untuk menyediakan dan menggembleng manusia-manusia unggul tersebut.
Namun setelah itu muncul pertanyaan, mampukah para Pendidik atau guru-guru yang berkecimpung di Sekolah atau Madrasah untuk menciptakan SDM-SDM unggul seperti yang dibutuhkan dunia sekarang ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak gampang, namun perlu adanya perenungan yang mendalam agar memperoleh jawaban yang solutif, yang mampu memberi jalan keluar yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata sekarang ini. Salah satu jawaban yang tepat adalah membangun SDM Unggulan.


Lalu Pertanyaan berikutnya adalah SDM yang bagaimana yang bisa dikategorikan sebagai SDM Unggul itu ? Selain pendapat para pakar yang selalu berkiblat ke dunia Barat terutama Amerika dan Eropa, maka perlu juga menengok Guru Asia. Bahkan John Naisbit ( Penulis Buku Megatrends Asia yang pernah menggemparkan dunia di era 90-an.) telah memprediksi masa depan bangsa-bangsa di dunia ini kelak akan beralih dari Barat menuju Asia. Bukankah pada zaman awal kemunculan Islam juga diawali dari Asia terutama Dari dunia Arab, yang dipelopori oleh Nabi Muhammad saw. ?
-Pembinaan Dimensi Ruhani

Jawaban yang paling jitu buat pengembangan manusia Pendidik adalah patut kiranya berkiblat pada cara-cara yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Kalau nabi saw. dinyatakan sebagai orang yang kokoh Imannya, rajin Ibadahnya sudah jelas. Tapi jika Nabi saw. dinyatakan sebagai Pendidik yang handal, maka perlu pembuktian yang nyata. Maka dari itu coba kita telusuri bagaimana Nabi saw. menjadi seorang Pendidik yang baik dan sukses. Hampir setiap ruang dan waktu yang dimiliki oleh Nabi saw adalah merupakan proses pembelajaran buat umatnya (baca ! murid-muridnya).

Dalam merubah manusia-manusia jahiliy menjadi manusia-manusia yang berilmu dan bermartabat, Nabi saw. melakukan beberapa upaya sebagai berikut: Minimal ada 4 hal yang diterapkan oleh beliau dalam menggembleng SDM-nya. Pertama, Nabi saw. meningkatkan daya Baca para sahabatnya. Sebab dengan kemampuan membaca , manusia mampu menjelejahi berbagai informasi yang datang dari segala penjuru dunia. Bahkan ide-ide kreatif yang berdaya guna dan tepat guna dapat diperoleh dari hasil bacaan. Kedua, membersihkan hati dan pikirannya dari segala godaan yang mendera kehidupannya. Dari aspek psikologis para Sahabat Nabi dipersiapkan untuk mampu menerima informasi dengan jernih, sehingga melahirkan kejujuran intelektual. Dan akan melahirkan manusia-manusia yang tidak takut untuk mengemukakan kebenaran karena didukung oleh data yang valid dan jujur. Sebagai contoh Nabi saw. belajar kepada Malaikat Jibril juga kepada manusia yang baik. Melalui wahyu Al-Qur’an dan melalui proses-proses bermasyarakat. Ketiga, mengajarkan isi kitab (Al-Qur’an) yang menjadi dasar petunjuk bagi manusia untuk melangkah dan bekerja. Dan ke-empat,mengajarkan hikmah, yaitu rahasia di balik ilmu pengetahuan masih ada rahasia yang tersembunyi. (Baca Al-Qur’an, Q.S.Ali Imran,164).

Kalaulah para Pendidik/Guru di era sekarang ini belajar pada kehidupan Nabi saw seperti yang telah disebut di atas, maka paling tidak seorang Pendidik hendaknya mengembangkan empat hal tersebut secara konsisten dan konsekwen. Tugas Utama para guru adalah mengajarkan baca-tulis. Agar anak didik mampu dengan sendirinya termotivasi untuk senantiasa membaca buku-buku atau surat kabar, majalah dan lain-lainnya sehingga memperoleh pengetahuan tentang perkembangan dunia yang memang terus berubah dari waktu ke waktu. Apalagi setelah berkembangnya dunia komputer, internet, email, gmail, facebok dll. yang membuka wawasan para murid untuk membuka jendela dunia. Dengan pengetahuan yang luas seorang anak dapat terinspirasi untuk berkarya yang bermanfa’at bagi dirinya juga bagi orang lain.

Dan tak kalah pentingnya Tugas Guru sekarang adalah mendidik manusia agar senantiasa merawat kejernihan hati (tazkiyah al- nafs). Maka dari itu selain pengembangan otak kanan juga penting dikembangkan kemampuan otak kiri sebagai penyeimbang. Sebab dengan IQ yang baik dan didukung oleh SQ serta EQ yang baik pula, maka seorang anak akan dapat mengelola kemampuanya dengan baik, sehingga menghasilkan produktifitas yang tinggi dan bermanfa’at. Demikian juga pengajaran tentang Isi Al-Qur’an. Di mana seorang Guru hendaknya mampu menterjemahkan kandungan Al-Qur’an yang cemerlang itu ke dalam berbagai disiplin Ilmu pengetahuan. Misalnya seorang Guru mampu menterjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang proses penciptaan manusia yang bisa mendatangkan manfa’at dari pembelajaran tersebut. Misalnya, Guru bisa menjelaskan; bahwa sekalipun Allah swt. mampu mencipta manusia dengan sekejab (kun fayakun), tapi Allah swt. menciptakan manusia dengan proses yang panjang. Mulai dari proses pembuahan sperma ke dalam rahim, pembentukan janin dari segumpal darah, daging, tulang dst. lalu bayi kecil, anak-anak, berubah remaja dan menjadi tua sampai meninggal dunia.
"Nabi Muhammad SAW. sebagai Guru Teladan bagi para Pendidik"

Allah saw. menjadikan seorang Nabi / Rasul bukan dari golongan makhluk lain, bukan dari malaikat atau jin; tapi dari jenis manusia. Hal ini memberi pelajaran kepada kita bahwa wujud sosok Nabi dan seorang Rasul adalah manusia yang bisa dicontoh dan ditiru persis semua perbuatannya. Maka Nabi saw. pernah bersabda :”Shallu kamaa Raitumuni Ushalli”, shalatlah kamu sekalian seperti kamu melihat aku sedang shalat”. Artinya Nabi saw memberi contoh yang mudah dilaksanakan oleh para pengikut/umatnya.

Demikian juga seorang Guru yang baik adalah selalu bertindak rasional yang mudah ditiru oleh murid-muridnya. Misalnya guru pelukis jangan hanya membuat contoh gambar gunung bagi anak-anak yang hidup di kota. Gambar yang mudah adalah gambar mobil-misalnya-karena mereka tiap hari melihat mobil. Seorang muslim yang baik adalah menghargai waktu ( Q.S.Al-Ashr : 1-3). Maka mendidik anak murid untuk berdisiplin adalah dengan cara memberi contoh disiplin waktu mengajar. Banyak anak murid tidak patuh kepada seorang Guru, karena tidak satunya antara kata dan fakta,. Maka juga yang baik adalah bagaimana kedisiplinan itu dicontohkan , sehingga bisa dilihat secara langsung oleh anak murid.
Ketika anak-anak murid sudah menguasai internet, maka seorang gurunya mau tidak mau dituntut lebih menguasai internet dari pada muridnya. Agar pengetahuan guru terus berkembang dan tidak ketinggalan zaman, seorang guru tidak bisa enggan membaca buku-buku tambahan atau alat-alat canggih lainnya. Contoh kecil saja, Guru - guru PNS (khususnya Jawa Barat) masih banyak yang enggan membaca Majalah Pembinaan yang diterbitkan oleh Instansinya. Bagaimana bisa memperoleh informasi, kalau setiap memperoleh majalah bulanan hanya menjadi bungkus kacang atau dijual kiloan saja.

Bukankah pengetahuan Nabi saw juga terus-menerus diperbarui melalui penerimaan wahyu dari Malaikat Jibril.? Maka Nabi saw. kala itu menjadi manusia terdepan, sebab informasi yang diperolehnya pun terdepan dan terakurat. Terdepan, sebab belum ada orang lain sebelumnya yang memperoleh pengetahuan seperti yang diperoleh Nabi saw. Dan terakurat, karena Nabi saw. memperoleh dari Guru yang Jujur dan handal, yakni Malaikat Jibril yang langsung dari Tuhan/Allah swt.
Demikian juga misalnya Guru mempunyai kesalahan. Hal itu wajar sebab manusia memang tempat salah/keliru dan lupa. Namun yang terpenting adalah bagaimana sikap seorang Guru ketika melakukan kesalahan di hadapan anak murid. Hendaknya bersikap gentermen. Contoh jika ada seorang murid bertanya tentang sesuatu dan gurunya tidak bisa menjawab, hendaknya minta ma’af ”esok hari atau lain kali Pak Guru Jawab.” Demikian juga Nabi saw. ketika melakukan shalat Ashar yang hanya tiga raka’at, lalu diingatkan oleh sahabat-sahabat, dan Nabi saw. pun menerimanya. Juga peristiwa penggalian Khandaq (parit) dalam menghadapi serangan musuh, Nabi saw memilih Ide dari Salman Al-Farisi yang punya usul agar musuh dihadang dengan galian parit yang mengelilingi kota Madinah.

Demikian gambaran sebagian kecil sosok Nabi saw. yang bisa diambil teladan bagi para Pendidik yang senantiasa ingin mendidik SDM-SDM yang unggul dalam rangka menghadapi ganasnya modernisasi dunia. Wallahu a’lam bish-shawab.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. Numpang jalan jalan...Pak yai blognya bagus..yang bikin design hebat. Selamat berdakwah di blogosphere.

    BalasHapus
  2. Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
    terimakasih komentarnya, membuat tmbh semangat deh. and ditunggu komentar ttg isinya dong.

    BalasHapus