"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Kamis, 03 Desember 2015

PUASA MERUPAKAN RIYADLAH RUHANIYAH

Oleh : K. H. A. Mahfudz Anwar
Ketika seseorang ingin menuju ma’rifah ( mengetahui Allah dengan hati), maka ia harus melalui fase-fase tertentu yang disebut Riyadlah Ruhaniyah (olah jiwa). Sama halnya kalau seseorang ingin mempunyai fisik yang kuat dia harus melalui fase olah raga (sering menggerakkan bagian-bagian badannya). Sering melatih tangannya, agar memiliki tangan/lengan yang kuat misalnya. Melatih perutnya agar perutnya suspec (kencang dan kuat). Dan latihan gerak tubuh yang disebut olah raga.
Demikian halnya Ibadah puasa merupakan bagian dari maqam di antara maqamat. Setiap hamba yang muslim memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai dengan kekuatan olah jiwanya . Misalnya maqam Sabar, bisa ditempuh dengan jalan berpuasa. Sebagaimana penafsiran kata sabar dalam ayat “wasta’inu bis shabri was shalah : dan hendaklah minta tolong kepada Allah dengan (jalan) sabar (puasa) dan shalat.”

Jadi pada dasarnya ibadah puasa bisa menjadikan seseorang yang puasa menjadi lebih sabar. Dan kesabaran itu merupakan salah satu buah dari puasa. Yaitu tetap tabah dalam keadaan sulit ataupun sakit. Situasi yang berat sekalipun tidak menyebabkan seseorang meninggalkan ibadah kepada allah swt. Maka puasa yang lapar dan haus itu tetap dijalankan sekalipun hal itu berat bagi setiap orang. Dahaga tidak menggoyahkan iman orang yang berpuasa lalu ingin meneguk air. Lapar juga tidak mempengaruhi keinginannya untuk menyantap makanan. Menahan diri selama waktu siang berlangsung, hingga datangnya waktu maghrib.
Apalagi dalam pandangan Kaum Sufi. Bahwa puasa melatih kesabaran. Sebagaimana ia tetap merasa cukup sekalipun realitasnya tidak memiliki apa-apa. Ketiadaan harta tidak menyebabkan keluh kesah. Apa lagi berbuat hal-hal negatif, seperti mencuri, merampas dan sejenisnya. Jangankan melakukan yang haram, yang makruh pun mereka jauhi. Sehingga standar kesabarannya benar-benar teruji. Demikianlah kebiasaan para Sahabat Nabi dalam menghadapi hidupnya. Sekalipun banyak rintangan, tetap dijalaninya dengan penuh sabar. Mereka merasa cukup apa yang ada padanya. Menerima pemberian dari Allah swt. Mereka hanya berikhtiar (usaha), tapi tidak menentukan hasilnya. Karena hasil usahanya diserahkan kepada Allah swt.
Dan Allah swt telah memberi Illustrasi kepada kita semua melalui firmanyya Q.S. Al-Baqarah : 177. “dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” Jadi kondisi apapun beratnya tetap merasa tenang dan cukup. Mengapa demikian ? Karena mereka yakin bahwa situasi itu diciptakan oleh Allah swt untuk menguji keimanan seseorang. Maka dengan keyakinannya itulah menyebabkan mereka tidak gentar dalam menghadapi segala persoalan yang datang padanya.
Sedangkan puasa yang memerintahkan adalah Allah swt. Maka bagi hamba yang beriman tidak akan pernah mengeluh, walau secara fisik menurun dan melemah daripada ketika tidak puasa. Bahkan kondisi puasa itu menjadikan nya semakin kuat dalam menghadapi setiap tantangan yang datang kapanpun. Dan ternyata para Ulama Salaf pun demikian. Justru di bulan puasa lah kebanyakan mereka menghasilkan karya-karya besarnya yang monumental, hingga menjadi warisan Ilmu yang tidak pernah lekang digerus zaman. Kini pertanyaannya adalah “mampukan kita mengisi bulan puasa ini dengan kegiatan-kegiatan yang monumental dan bermanfa’at buat umat manusia ?. Jawabnya terpulang kepada kita masingt-masing. Wallahu a’lam bis shawab. ***
...

1 komentar:

  1. * KUNJUNGI SITUS KAMI DI *

    WWW.ID303.INFO


    MENANG BERAPAPUN, PASTI KAMI BAYAR !!! *


    * Melayani LiveChat 7 x 24 Jam Nonstop :

    - WA : 08125522303
    - BBM : CSID303



    Agen S128 Sabung Ayam PW


    Agen Casino Sbobet


    www.gorengayam.live

    BalasHapus