Banyak sekali dampak
positif yang bisa diperoleh dari solat
Teraweh. Bahkan Rasulullah saw. pun mewajibkan keluarganya untuk solat Teraweh
di masjid sepanjang bulan Ramadlan. Apalagi di malam-malam sepuluh terakhir Ramadlan.
Semua anggota keluarganya digiring ke dalam masjid semalam suntuk sekaligus ber
i’tikaf di dalamnya. Dan ini dijalaninya sampai akhir hayat beliau.
Bahkan sepeninggal beliau, tradisi solat malam ini dilanjutkan oleh keluarga
besarnya. Sehingga masjid ramai dengan jama’ah yang melakukan ibadah mahdlah.
Para sahabat Nabi saw sampai
generasi Abu Bakar pun mentradisikan hal ini. Baru kemudian di zaman Umar bin
al-Khattab lah kegiatan solat Teraweh diseragamkan. Dengan alasan kemaslahatan
bersama, khususnya para jama’ah yang antusias solat di masjid. Umar sebagai
Khalifah dan (Pemimpin umat Islam) memberdayakan Ubay bin Ka’ab (salah
satu ‘Ulama ahli Al-Qur’an pada zaman itu).
Mereka dikumpulkan (oleh Umar)
dalam satu kelompok besar untuk solat Teraweh di Masjid dengan satu Imam. Hal
ini berbeda dengan kondisi sebelumnya. Para sahabat Nabi solat
berkelompok-kelompok sehingga terjadi beberapa kelompok jama’ah dalam satu
masjid.
Demikian juga pada generasi
berikutnya. Para Ulama Salaf pun menjalani solat teraweh dengan satu Imam dalam
satu masjid. Sehingga terpelihara rasa persaudaraan sesama muslim. Sehingga
sekarang pun kita bisa menyaksikan kegiatan Teraweh tersebut di lakukan di Masjidil
Haram, Mekah dan di Masjid Nabawi Madinah, dengan satu Imam. Bahkan bacaan
setiap raka’atnya membaca satu halaman Al-Qur’an. Dan dalam satu malam dapat
menyelseaikan satu juz. Karena satu juz terdiri dari sepuluh lembar (Mushaf
pojok yang biasa digunakan rujukan para penghafal Al-Qur’an). Dalam dua
raka’atnya bisa menyelesaikan dua halaman = satu lembar. Dan al-hamdulillah
di Indonesia kini pun semakin banyak masjid yang sudah meniru masjidil haram
dengan membaca satu juz per malam = 20 raka’at.
Teraweh menghapus dosa
Dosa-dosa kecil yang terjadi
sebelas bulan sebelum Ramadlan tiba dapat dihapus dengan solat teraweh. Hal ini
menjadi motivasi kuat bagi para pemburu pahala, perindu surga. Sebab
kebahagiaan ideal yang diidamkan oleh setiap insan dapat diraih dengan cara yang
mudah. Yaitu menggandakan Ibadah selama bulan suci Ramadlan berlangsung.
Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw. : “Barang siapa yang solat
teraweh di bulan ramadlan dengan penuh Iman dan keikhlasan, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.”(H.R. Muttafaq alaihi).
Logika wajarnya, kalau seseorang
telah bersih dari dosa-dosanya, maka berdampak pada kebeningan hatinya. Hati yang bening, jauh dari sifat-sifat mazmumah
(tercela) seperti hasad (dengki iri hati), bakhil (kikir), al-bughdlu
(kebencian terhadap sesama) dll. akan mengahsilkan perilaku yang serba positif.
Dia akan selalu positif thinking. Berprasangka baik kepada Tuhannya
(Allah swt) dan berprasangka baik pula kepada sesama manusia walau serba beda
cultur dan tingkatan ekonominya.
Jadi kalau manusia sudah
berperilaku baik, maka akan tercipta lingkungan yang serba baik, nyaman,
tenteram, dan damai. Karena yang berbuat jahat semakin sedikit, maka keonaran
pun semakin terkurangi. Maka kalau Pemerintah ingin menjadikan lingkungan
sosialnya baik dan kondusif, maka
gerakkanlah ibadah solat teraweh dengan sebenar-benar teraweh (bukan
karitatif). Sebab semakin banyak yang solat Teraweh di masjid-masjid dan di
mushalla-mushalla, para penjahat pun akan kehilangan pekerjaan. Para copet pun
kehilangan mangsa. Karena jalanan sepi, semuanya solat Teraweh.
Akhirnya para penjahat
bertengkar sesama penjahat. Karena berebut lahan yang semakin sempit. Sebab
calon mangsanya lagi libur di jalan. Semua asyik dan sibuk ibadah di masjid. Subhanallah.
Betapa indahnya hidup ini manakala situasi lingkungan kita aman dan nyaman.
Para security bisa jaga sambil tiduran atau minimal santai-santai sambil
berzikir. Tidak terdengar lagi teriakan maling, maliing... Tidak
terdengar lagi berita perkosaan, pemabokan, perjudian dan kejahatan-kejahatan
sejenisnya. Semoga saja Allah swt meridloinya. Amien.***
Oleh : K. H. A. Mahfudz Anwar
judi sabung ayam
BalasHapusLogika wajarnya, kalau seseorang telah bersih dari dosa-dosanya, maka berdampak pada kebeningan hatinya