"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Kamis, 03 Desember 2015

Teraweh dan Keutamaannya



Banyak sekali dampak positif  yang bisa diperoleh dari solat Teraweh. Bahkan Rasulullah saw. pun mewajibkan keluarganya untuk solat Teraweh di masjid sepanjang bulan Ramadlan. Apalagi di malam-malam sepuluh terakhir Ramadlan. Semua anggota keluarganya digiring ke dalam masjid semalam suntuk sekaligus ber i’tikaf di dalamnya. Dan ini dijalaninya sampai akhir hayat beliau. Bahkan sepeninggal beliau, tradisi solat malam ini dilanjutkan oleh keluarga besarnya. Sehingga masjid ramai dengan jama’ah yang melakukan ibadah mahdlah.
Para sahabat Nabi saw sampai generasi Abu Bakar pun mentradisikan hal ini. Baru kemudian di zaman Umar bin al-Khattab lah kegiatan solat Teraweh diseragamkan. Dengan alasan kemaslahatan bersama, khususnya para jama’ah yang antusias solat di masjid. Umar sebagai Khalifah dan (Pemimpin umat Islam) memberdayakan Ubay bin Ka’ab (salah satu ‘Ulama ahli Al-Qur’an pada zaman itu).
Mereka dikumpulkan (oleh Umar) dalam satu kelompok besar untuk solat Teraweh di Masjid dengan satu Imam. Hal ini berbeda dengan kondisi sebelumnya. Para sahabat Nabi solat berkelompok-kelompok sehingga terjadi beberapa kelompok jama’ah dalam satu masjid.
Demikian juga pada generasi berikutnya. Para Ulama Salaf pun menjalani solat teraweh dengan satu Imam dalam satu masjid. Sehingga terpelihara rasa persaudaraan sesama muslim. Sehingga sekarang pun kita bisa menyaksikan kegiatan Teraweh tersebut di lakukan di Masjidil Haram, Mekah dan di Masjid Nabawi Madinah, dengan satu Imam. Bahkan bacaan setiap raka’atnya membaca satu halaman Al-Qur’an. Dan dalam satu malam dapat menyelseaikan satu juz. Karena satu juz terdiri dari sepuluh lembar (Mushaf pojok yang biasa digunakan rujukan para penghafal Al-Qur’an). Dalam dua raka’atnya bisa menyelesaikan dua halaman = satu lembar. Dan al-hamdulillah di Indonesia kini pun semakin banyak masjid yang sudah meniru masjidil haram dengan membaca satu juz per malam = 20 raka’at.
Teraweh menghapus dosa
Dosa-dosa kecil yang terjadi sebelas bulan sebelum Ramadlan tiba dapat dihapus dengan solat teraweh. Hal ini menjadi motivasi kuat bagi para pemburu pahala, perindu surga. Sebab kebahagiaan ideal yang diidamkan oleh setiap insan dapat diraih dengan cara yang mudah. Yaitu menggandakan Ibadah selama bulan suci Ramadlan berlangsung. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw. : “Barang siapa yang solat teraweh di bulan ramadlan dengan penuh Iman dan keikhlasan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(H.R. Muttafaq alaihi).
Logika wajarnya, kalau seseorang telah bersih dari dosa-dosanya, maka berdampak pada kebeningan hatinya.  Hati yang bening, jauh dari sifat-sifat mazmumah (tercela) seperti hasad (dengki iri hati), bakhil (kikir), al-bughdlu (kebencian terhadap sesama) dll. akan mengahsilkan perilaku yang serba positif. Dia akan selalu positif thinking. Berprasangka baik kepada Tuhannya (Allah swt) dan berprasangka baik pula kepada sesama manusia walau serba beda cultur dan tingkatan ekonominya.
Jadi kalau manusia sudah berperilaku baik, maka akan tercipta lingkungan yang serba baik, nyaman, tenteram, dan damai. Karena yang berbuat jahat semakin sedikit, maka keonaran pun semakin terkurangi. Maka kalau Pemerintah ingin menjadikan lingkungan sosialnya baik dan kondusif, maka  gerakkanlah ibadah solat teraweh dengan sebenar-benar teraweh (bukan karitatif). Sebab semakin banyak yang solat Teraweh di masjid-masjid dan di mushalla-mushalla, para penjahat pun akan kehilangan pekerjaan. Para copet pun kehilangan mangsa. Karena jalanan sepi, semuanya solat Teraweh.
Akhirnya para penjahat bertengkar sesama penjahat. Karena berebut lahan yang semakin sempit. Sebab calon mangsanya lagi libur di jalan. Semua asyik dan sibuk ibadah di masjid. Subhanallah. Betapa indahnya hidup ini manakala situasi lingkungan kita aman dan nyaman. Para security bisa jaga sambil tiduran atau minimal santai-santai sambil berzikir. Tidak terdengar lagi teriakan maling, maliing... Tidak terdengar lagi berita perkosaan, pemabokan, perjudian dan kejahatan-kejahatan sejenisnya. Semoga saja Allah swt meridloinya. Amien.***

 Oleh : K. H. A. Mahfudz Anwar

1 komentar:

  1. judi sabung ayam
    Logika wajarnya, kalau seseorang telah bersih dari dosa-dosanya, maka berdampak pada kebeningan hatinya

    BalasHapus