http://www.nu.or.id/onefiles/nu_or_id/dinamic/mid/1372809801.JPG
LP.Ma’arif NU Konsisten Pada Pendidikan Akhlakul Karimah
Fakta di lapangan menunjukkan betapa rawannya Pendidikan bangsa kita ini
sedang di ambang batas ketidak sempurnaan. Banyaknya aksi kejahatan, aksi
amoral yang terjadi di mana-mana mengingatkan kita pada masa-masa awal
kemunculan Islam yang dihadapkan pada masyarakat Jahiliyah. Kini muncul
Jahiliyah modern yang menjadi penghambat pembangunan manusia modern. Maka PB NU
( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) melalui Badan otonomnya, L P. Ma’arif telah
berpuluh-puluh tahun berjuang mendandani Pendidikan bangsa Indonesia. Bukan
hanya melalui Pondok-Pondok Pesantren saja, tapi juga sekolah-sekolah umum yang
di bawah naungan binaannya yang tersebar luas di penjuru Indonesia.
Berikut ini petikan wawancara Reporter Warta Al-Hamidiyah bersama Ketua LP
Ma’arif Pusat K. H. Arifin Djunaidi, di suatu acara di kediaman Prof.Dr. K.H.
Agil Siradj, MA, Ciganjur beberapa waktu lalu.
Di
tengah-tengah kesibukannya mengurus Pondok Pesantrennya di Salatiga, Jawa
Tengah K.Arifin masih sempat menyibukkan diri mondar-mandir jakarta-Jawa Tengah
guna mengurus LP.Ma’arif Pusat. “Saya setiap hari Selasa
sampai Rabu mengurusi Ma’arif NU,”katanya. “kalau
tidak saya pulang kampung. Karena hari
Jum`at sampai Minggu saya
mengurusi Pesantren di daerah Sala Tiga. Jadi agak repot juga ke sana-ke mari, belum lagi nanti kalau ada undangan-undangan dari daerah.
Tapi, biasanya kalau undangan dari daerah itu
dijadwalkan hari Selasa atau Rabu supaya tidak mengganggu jadwal di Pesantren.
“
Kesibukan
Kiai Arifin di LP Ma’arif itu dikonsentrasikan pada empat bidang garapan.
Sebagaimana ditegaskan “ya
itulah hubungan saya dalam rangka
menjalankan program-program LP Maa`rif yang memiliki 4 program. Yang pertama,
pemantapan akidah Ahlus Sunah wal Jama’ah An-Nahdliyyah, kemudian yang kedua adalah pemantapan Sekolah
Ma`arif, yang ketiga kualitas
Sekolah Madrasah Ma`arif, yang keempat pengembangan jaringan networking
dan IT Ma`arif. Jadi kesibukan menjalankan 4 program ini pada kegiatan-kegiatan yang
sangat padat. Karena masing-masing program ada cukup
banyak kegiatannya.”
Kalau dulu
LP Ma’arif meliputi Pendidikan dari SD sampai Pergiruan Tinggi, tapi sekarang
tidak lagi. Dibatasi sampai tingkat SLTA saja. Menurutnya : ”Jadi perlu kita
ketahui pertama-tama bahwa LP Ma`arif itu
hanya mengurusi pendidikan formal dari SD atau MI, MTs atau SMP dan SMA atau SMK. Jadi perguruan Tinggi itu
bukan cakupan binaan Ma’arif lagi, begitu juga dengan Madrasah Diniyah. Karena,
cakupan LP Ma`arif terlalu luas. Sampai saat ini saja secara Nasional,
Madrasah Diniyah sekitar 40 ribu-an, TK/RA/PAUD sekitar 42 ribu-an. Dengan kata
lain, TK atau PAUD ditangani Muslimat
NU, Madrasah Diniyah oleh RMI dan Perguruan Tinggi NU. Kalau perguruan Tinggi
di bawah naungan NU ada 230 dan pada
masa KH. Said Aqil Siraj telah mendirikan Perguruan Tinggi NU sebanyak 23. Jadi,
PBNU melihat kalau semuanya ditangani LP Ma`arif takut tidak
tertangani. Sekarang yang menjadi urusan
LP Ma’arif NU Pusat dan baru
terdafatar sebanyak 13 ribu Sekolah dan
Madrasah. Dengan perincian 8500 Madrasah dan 4500 Sekolah.
Jadi, itulah yang diurus oleh Ma`arif.
Apalagi, dari binaan tersebut sekitar 9 juta-an siswa dan gurunya 300 ribuan.
Meskipun diserahkan ke Ma`arif itu juga bukan berarti kita yang pegang terus.”
Tandasnya.
Pendidikan
berbasis ASWAJA
LP Ma’arif
mempunyai tugas khusus meng-Aswaja-kan anak didik. Artinya fokus utama program
Ma’arif adalah bagaimana anak didik binaannya bisa paham terhadap ajaran ASWAJA
dan mau mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kiai Arifin
dalam dialognya : “LP
Ma`arif saat ini masih berpegangan
kepada para ahli Islam paling lama yang
menekankan kepada pendidikan
itu pada pengembangan beberapa aspek.
Yaitu: pada aspek
pengetahuan, pengembangan keterampilan
dan Akhlakul Karimah. Sekarang ini yang menjadi konsen dari LP Ma`arif adalah pada aspek akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Karena kita melihat perkembangan sekolah di Indonesia ini pada pendidikan
rakyat Indonesia itu naik dan meningkat.
Tetapi, berbarengan dengan itu
ketika tingkat pendidikan masyarakat
meningkat juga tingkat penyelewangan di masyarakat kita juga meningkat.
Misalnya pengangguran angkanya
semakin meningkat, pengangguran itu tidak mungkin tidak akan menimbulkan kriminalitas.
Sementara, jumlah tenaga kerja Indonesia
di Luar Negeri
semakin besar. Jadi tenaga kerja sempat meningkat dan tersebar di 132 Negara
yang terbanyak di Malaysia. Mereka bekerja di Luar Negeri ini karena lapangan
kerja di dalam negeri tidak ada atau kurang mencukupi.” demikian papar Kiai Arifin.
Menurut
Ketua LP Ma’arif Pusat ini bahwa Pendidikan itu seharusnya mampu melahirkan
alumni yang mampu menciptakan lapangan kerja. Bukan sekedar siap kerja seperti
sekarang ini. “Pendidikan kita tidak pernah mengembangkan jiwa kewirausahaan
kepada siswa, sehingga mereka lulus bukan menciptakan lapangan pekerjaan,
tetapi bergantung pada lapangan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan tebatas. Sekarang tenaga kerja di
luar negeri itu rata-rata juga lulusan SMA, bukan seperti dulu lagi lulusan tingkat SMP, SD atau drop out
dari SMP. Tetapi ini juga
menimbulkan kerawanan yang tidak
menambah pekerja. Dengan adanya pengangguran
kemungkinan yang terjadi adalah pelanggaran norma sosial, norma hukum, tindakan asusila dan
kriminalitas meningkat. Munculnya para begal, seks pra nikah, aborsi dan
lainnya. Kondisi inilah yang harus kita
tolong dan yakin bahwa kita menetapkan diri untuk memilih pengembangan sikap
akhlakul karimah sebagai ciri khas dari sekolah-sekolah Ma`arif.”
Dari contoh sekian kasus yang
terjadi di masyarakat, “
lanjutnya, “ jarang sekali
melibatkan anak-anak Madarasah. Kebanyakan kasus-kasus
tersebut dari sekolah-sekolah umum dan jarang sekali kita
dapat laporan dari sekolah-sekolah binaan LP Ma`arif. Kalaupun ada, kemungkinan angkanya sangat
kecil dibandingkan dari sekolah-sekolah umum di luar Ma’arif.
Kami yakin bahwa tidak terjadinya kasus
seperti itu karena di Ma`arif ini ada pengembangan sikap akhlakul
karimahnya dan itu masih bisa diandalkan. Itu yang akan kita teruskan, lanjutkan dan kembangkan.”
Keunggulan Maa’arif
Dan LP Ma’arif
sudah terbukti mempunyai keuanggulan dibanding sekolah-sekolah lain,
katanya “Sebagaimana lulusan-lulusan
Pesantren, utamanya lulusan
sekolah-sekolah Madrasah binaan LP Ma`arif itu juga mandiri dan tidak
menggangtungkan diri pada lapangan kerja yang ada. Kita mencipatkan lapangan pekerjaan, mereka yang belajar di Madrasah sama dengan orang-orang
Pesantren yang tidak mengharapkan pekerjaan.
Seorang santri yang baru
keluar dari Pesantren tidak punya
ijazah-misalnya- tidak
bingung mencari kerja. Tetapi
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, begitu juga saat ini keunggulan siswa Madrasah Ma`arif seperti itu.”
Di sekolah binaan LP Ma`arif kita
mempunyai SMK hampir 900 sekolah yang
tersebar di seluruh Indonesia. Katnya lebih lanjut : ” Salah satu keunggulanya banyak dari Madrasah
dan dari Pesantren
yang mempunyai krearifitas tinggi dan
kemandirian yang tinggi. Banyak sekali sekolah SMK Ma`arif yang mempunyai
karya-karya yang bisa di andalkan. SMK Ma`arif itu lulusanya bermacam-macam ada
yang otomotif, IT, farmasi dan lain
sebagainya. Dari SMK-SMK itu kita dapat
melihat karya-karya dari mereka. Nanti,
saat Muktamar NU nanti di Jombang akan di pamerkan karya-karyanya. Contoh lainnya adalah sekolah SMK
unggulan di SMK NU 01 Kebumen itu dulu
RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang akhirnya dibatalkan.
Tapi, sekarang menjadi sekolah
ungggulan. Bayangkan menjadi sekolah
RSBI tidakalah gampang dan itu adalah sebagian dari keunggulannya.”
Mengenai Kurikulum
yang diberlakukan Ma’arif, Kiai Arifin menjelaskan : ” LP Ma`arif mempunyai Kurikulum tersendiri
dan kurikulum itu seperti pelajaran-pelajaran yang dibuat oloeh Pemerintah. Secara umum mengikuti kurikulum
Pemerintah. Karena sikap NU yang
menganggap bahwa kita tidak berpikir untuk membentuk Negara dan pemerintahan
sendiri. Kurikulum yang kita jalankan adalah dari Pemerintah, kita ikuti, lalu tambahanya adalah kurikulum ke
NU-an itu.”
Dan
akhirnya Kiai Arifin berharap agar Pendidikan binaan LP Ma’arif berjalan lebih
maju dan simultan menjaga keagungan akhlak bagi anak murid dan akhirnya pada
bangsa ini. Agar terhindar dari gerusan modernisasi, tapi menciptakan kekuatan
yang mamu menghadapi berbagai tantangan zaman.”
***
Depok,
31Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar