"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Kamis, 14 Mei 2015

LP MA'ARIF NU - Konsisten Pada Pendidikan Akhlakul Karimah

 
http://www.nu.or.id/onefiles/nu_or_id/dinamic/mid/1372809801.JPG 



LP.Ma’arif NU Konsisten Pada Pendidikan Akhlakul Karimah

Fakta di lapangan menunjukkan betapa rawannya Pendidikan bangsa kita ini sedang di ambang batas ketidak sempurnaan. Banyaknya aksi kejahatan, aksi amoral yang terjadi di mana-mana mengingatkan kita pada masa-masa awal kemunculan Islam yang dihadapkan pada masyarakat Jahiliyah. Kini muncul Jahiliyah modern yang menjadi penghambat pembangunan manusia modern. Maka PB NU ( Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) melalui Badan otonomnya, L P. Ma’arif telah berpuluh-puluh tahun berjuang mendandani Pendidikan bangsa Indonesia. Bukan hanya melalui Pondok-Pondok Pesantren saja, tapi juga sekolah-sekolah umum yang di bawah naungan binaannya yang tersebar luas di penjuru Indonesia.
Berikut ini petikan wawancara Reporter Warta Al-Hamidiyah bersama Ketua LP Ma’arif Pusat K. H. Arifin Djunaidi, di suatu acara di kediaman Prof.Dr. K.H. Agil Siradj, MA, Ciganjur beberapa waktu lalu. 
Di tengah-tengah kesibukannya mengurus Pondok Pesantrennya di Salatiga, Jawa Tengah K.Arifin masih sempat menyibukkan diri mondar-mandir jakarta-Jawa Tengah guna mengurus LP.Ma’arif Pusat. “Saya setiap hari  Selasa sampai Rabu mengurusi Maarif NU,”katanya. kalau tidak saya pulang kampung. Karena hari  Jum`at  sampai Minggu saya mengurusi Pesantren di daerah Sala Tiga. Jadi agak repot juga ke sana-ke mari, belum lagi nanti kalau ada undangan-undangan dari daerah. Tapi,  biasanya kalau undangan dari daerah  itu  dijadwalkan  hari Selasa atau  Rabu supaya tidak mengganggu jadwal di Pesantren.
Kesibukan Kiai Arifin di LP Ma’arif itu dikonsentrasikan pada empat bidang garapan. Sebagaimana ditegaskan “ya itulah hubungan saya dalam  rangka menjalankan program-program LP Maa`rif yang memiliki 4 program. Yang pertama, pemantapan akidah Ahlus Sunah wal Jama’ah An-Nahdliyyah,  kemudian yang kedua adalah pemantapan  Sekolah  Ma`arif,  yang ketiga kualitas Sekolah  Madrasah Ma`arif,  yang keempat pengembangan jaringan networking dan  IT Ma`arif.  Jadi kesibukan menjalankan 4 program ini pada kegiatan-kegiatan yang sangat padat. Karena masing-masing program ada cukup banyak kegiatannya.

Kalau dulu LP Ma’arif meliputi Pendidikan dari SD sampai Pergiruan Tinggi, tapi sekarang tidak lagi. Dibatasi sampai tingkat SLTA saja. Menurutnya : ”Jadi perlu kita ketahui pertama-tama bahwa  LP  Ma`arif itu  hanya mengurusi pendidikan formal dari SD atau MI, MTs atau SMP dan  SMA atau SMK. Jadi perguruan Tinggi itu  bukan cakupan binaan Ma’arif lagi, begitu juga dengan Madrasah Diniyah.  Karena,  cakupan LP Ma`arif terlalu luas. Sampai saat ini saja secara Nasional, Madrasah Diniyah sekitar 40 ribu-an, TK/RA/PAUD sekitar 42 ribu-an. Dengan kata lain,  TK atau PAUD ditangani Muslimat NU, Madrasah Diniyah oleh RMI dan Perguruan Tinggi NU. Kalau perguruan Tinggi di bawah naungan NU  ada 230 dan pada masa KH. Said Aqil Siraj telah mendirikan Perguruan Tinggi NU sebanyak 23.  Jadi,  PBNU melihat kalau semuanya ditangani  LP  Ma`arif  takut tidak  tertangani. Sekarang yang menjadi urusan  LP Ma’arif  NU Pusat dan baru terdafatar  sebanyak 13 ribu Sekolah dan Madrasah.  Dengan perincian 8500 Madrasah dan 4500 Sekolah. Jadi,  itulah yang diurus oleh Ma`arif. Apalagi, dari binaan tersebut sekitar 9 juta-an siswa dan gurunya 300 ribuan. Meskipun diserahkan ke Ma`arif itu juga bukan berarti kita yang pegang terus.” Tandasnya.
 Pendidikan berbasis ASWAJA
LP Ma’arif mempunyai tugas khusus meng-Aswaja-kan anak didik. Artinya fokus utama program Ma’arif adalah bagaimana anak didik binaannya bisa paham terhadap ajaran ASWAJA dan mau mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kiai Arifin dalam dialognya : “LP Ma`arif  saat ini masih berpegangan kepada para ahli Islam  paling lama yang menekankan kepada pendidikan itu pada pengembangan beberapa aspek.  Yaitu:  pada aspek pengetahuan,  pengembangan keterampilan dan Akhlakul Karimah. Sekarang ini yang menjadi konsen dari LP Ma`arif adalah pada aspek  akidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.  Karena kita melihat perkembangan  sekolah di Indonesia ini pada pendidikan rakyat Indonesia itu naik dan meningkat.  Tetapi,  berbarengan dengan itu ketika tingkat pendidikan masyarakat  meningkat juga tingkat penyelewangan di masyarakat kita juga meningkat. Misalnya pengangguran angkanya



semakin meningkat, pengangguran itu  tidak mungkin tidak akan menimbulkan kriminalitas. Sementara, jumlah  tenaga kerja Indonesia di Luar Negeri semakin besar. Jadi tenaga kerja sempat meningkat dan tersebar di 132 Negara yang terbanyak di Malaysia. Mereka bekerja di Luar Negeri ini karena lapangan kerja di dalam negeri tidak ada atau kurang mencukupi.” demikian papar Kiai Arifin.
Menurut Ketua LP Ma’arif Pusat ini bahwa Pendidikan itu seharusnya mampu melahirkan alumni yang mampu menciptakan lapangan kerja. Bukan sekedar siap kerja seperti sekarang ini. “Pendidikan kita tidak pernah mengembangkan jiwa kewirausahaan kepada siswa, sehingga mereka lulus bukan menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi bergantung pada lapangan pekerjaan. Sementara lapangan pekerjaan tebatas. Sekarang tenaga kerja di luar negeri itu rata-rata juga lulusan SMA, bukan  seperti dulu lagi lulusan tingkat SMP, SD atau drop out dari SMP.  Tetapi ini juga menimbulkan  kerawanan yang tidak menambah pekerja. Dengan adanya pengangguran  kemungkinan yang terjadi adalah pelanggaran norma sosial, norma hukum, tindakan asusila dan kriminalitas meningkat. Munculnya para begal, seks pra nikah, aborsi dan lainnya.  Kondisi inilah yang harus kita tolong dan yakin bahwa kita menetapkan diri untuk memilih pengembangan sikap akhlakul karimah sebagai ciri khas dari sekolah-sekolah Ma`arif.

Dari contoh sekian kasus yang terjadi  di masyarakat, “ lanjutnya, “ jarang sekali melibatkan anak-anak Madarasah. Kebanyakan kasus-kasus tersebut dari  sekolah-sekolah umum dan jarang sekali kita dapat laporan dari sekolah-sekolah binaan LP Ma`arif.  Kalaupun ada, kemungkinan angkanya sangat kecil dibandingkan dari sekolah-sekolah umum di luar Ma’arif.   Kami yakin bahwa tidak terjadinya kasus  seperti itu karena di Ma`arif ini ada pengembangan sikap akhlakul karimahnya dan  itu masih  bisa diandalkan.  Itu yang akan kita teruskan, lanjutkan  dan kembangkan.
Keunggulan Maa’arif
Dan LP Ma’arif sudah terbukti mempunyai keuanggulan dibanding sekolah-sekolah lain, katanya  “Sebagaimana lulusan-lulusan Pesantren,  utamanya lulusan sekolah-sekolah Madrasah binaan LP Ma`arif itu juga mandiri dan tidak menggangtungkan diri pada lapangan kerja yang ada.  Kita mencipatkan lapangan pekerjaan, mereka yang belajar di Madrasah sama dengan orang-orang Pesantren yang tidak mengharapkan pekerjaan.  Seorang santri yang baru  keluar  dari Pesantren tidak punya ijazah-misalnya- tidak bingung mencari kerja.  Tetapi menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, begitu juga saat ini keunggulan siswa Madrasah Ma`arif  seperti itu.
Di sekolah binaan LP Ma`arif kita mempunyai  SMK hampir 900 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Katnya lebih lanjut : ” Salah satu  keunggulanya banyak dari Madrasah  dan dari Pesantren yang mempunyai krearifitas  tinggi dan kemandirian yang tinggi. Banyak sekali sekolah SMK Ma`arif yang mempunyai karya-karya yang bisa di andalkan. SMK Ma`arif itu lulusanya bermacam-macam ada yang otomotif,  IT, farmasi dan lain sebagainya.  Dari SMK-SMK itu kita dapat melihat karya-karya dari mereka. Nanti,  saat Muktamar NU nanti di Jombang akan di pamerkan karya-karyanya. Contoh lainnya adalah sekolah SMK unggulan di  SMK NU 01 Kebumen itu dulu RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang akhirnya dibatalkan. Tapi,  sekarang menjadi sekolah ungggulan.  Bayangkan menjadi sekolah RSBI tidakalah gampang dan itu adalah sebagian dari  keunggulannya.
Mengenai Kurikulum yang diberlakukan Ma’arif, Kiai Arifin menjelaskan  : ” LP Ma`arif mempunyai Kurikulum tersendiri dan kurikulum itu seperti pelajaran-pelajaran yang dibuat oloeh Pemerintah. Secara umum mengikuti kurikulum Pemerintah.  Karena sikap NU yang menganggap bahwa kita tidak berpikir untuk membentuk Negara dan pemerintahan sendiri. Kurikulum yang kita jalankan adalah dari Pemerintah, kita ikuti, lalu tambahanya adalah kurikulum ke NU-an itu.
Dan akhirnya Kiai Arifin berharap agar Pendidikan binaan LP Ma’arif berjalan lebih maju dan simultan menjaga keagungan akhlak bagi anak murid dan akhirnya pada bangsa ini. Agar terhindar dari gerusan modernisasi, tapi menciptakan kekuatan yang mamu menghadapi berbagai tantangan zaman.”




***



Depok, 31Maret 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar