"Welcome to LENTERA ISLAM" Semoga bermanfaat Happy Reading

Minggu, 20 September 2009

Puasa Syahwat



Ketika Rasulullah saw. menjelaskan manfa’at puasa di antaranya disebutkan bahwa puasa itu berfungsi sebagai perisai bagi seorang muslim. Meskipun - asal sasaran hadits tersebut adalah pemuda yang belum mampu menikah, Beliau sarankan agar hari-harinya diisi dengan berpuasa untuk memecah sahwat. Namun ketentuan ini berlaku umum. Artinya puasa bisa menjadi benteng pertahanan bagi siapa saja yang mau berpuasa.
Tentu saja yang dimaksud oleh Rasulullah saw. tersebut adalah menahan sahwat (nafsu birahi) terhadap wanita atau lawan jenis. Sebab puasa pada dasarnya tidak hanya menahan nafsu makan dan minum, tapi juga nafsu berhubungan sebadan. Hal ini jelas bahwa puasa tidak hanya melatik ketahanan fisik saja, tapi juga melatih pertahanan mental spiritual.
Kontemplasi yang dilakukan dalam peribadatan puasa diharapkan dapat mencapai tujuan akhir puasa, yaitu menjadi manusia yang bertaqwa ( Q.S.Al-Baqarah: 183). Dan manusia bertaqwa adalah manusia yang mantab keyakinannya dan benar amal perbuatannya. Atau dalam kata lain, yaitu orang yang beriman dan beramal shaleh. Maka dari pada itu Imam besar Al-Ghazali Guru Besar Sufi dalam kitabnya Ihyau Ulumid Dien menjelaskan bahwa puasa itu identik dengan sabar, sedangkan sabar itu setengah dari pada Iman.

Maka jelaslah bahwa orang berpuasa dengan niat yang benar (ikhlas semata-mata karena Allah swt), akan memiliki sifat dan sikap yang penyabar dan penyayang. Karena hati mereka sudah biasa terlatih dalam kesabaran. Sabar menunda tidak makan walau lapar, sabar tidak minum meskipun haus dan sabar menunda tidak menggauli istrinya sekalipun punya hasrat –libido- di siang hari.

-Syahwat Terkontrol

Syahwat ingin makan pada sa’at berpuasa bisa dicegah dengan melakukan berbagai aktifitas baik bersifat rohani maupun bersifat jasmani. Dan sahwat ingin minum bisa juga ditahan dengan mengurangi kegiatan yang menguras energi fisik. Apa lagi nafsu biologis ingin bersebadan dengan perempuan atau istri bisa ditahan dengan mengurangi asupan yang berkolesterol tinggi yang membuat darah menjadi hot (tegangan tinggi) seperti konsumsi daging kambing dan sejenisnya.

Jadi dengan berpuasa seseorang bisa mengontrol tiga nafsu keinginan sekali gus, makan, minum dan berhubungan sebadan. Dan ini sesuai dengan tu7ntunan Rasulullah saw yang membebaskan konsumsi segala jenis makanan dan minuman, kecuali yang diharamkan. Maka seseorang yang berpuasa mengendalikan nafsu makan di siang hari yang memang kebiasaan itu dilakukan di siang hari. Sedangkan di malam hari digunakan untuk istirahat atau tidur. Dampak dari latihan itu akan menjadi terlatih mampu menahan diri dari makanan yang tidak baik dan tidak halal. Sebagaimana Allah swt. melarang secara umum kepada kita untuk tidak makan makanan secara batil /proses yang tidak halal. (Q.S. An-Nisa’:29).


Korupsi yang marak akhir-akhir ini merupakan bagian dari cara memperoleh harta/makan barang secara batil/tidak halal. Dan prosesnya yang tidak benar itulah yang dilarang agama seperti dalam ayat tersebut. Hal itu karena akan menimbulkan penindasan dan pemiskinan bagi orang lain. Juga akan memunculkan sifat serakah bagi pelakunya. Dan itu akan berdampak dicabutnya berkah dari muka bumi, seperti yang terjadi pada umatnya Nabi musa yang serakah terhadap makanan Manna dan Salwa. Maka orang yang berpuasa akan melahirkan sifat qana’ah (tidak serakah), sebab ia merasa cukup dengan rizki yang ia peroleh dengan cara yang halal saja.

Sedangkan syahwat biologis bisa lebih terkontrol dengan menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas karena Allah swt. Sebab puasa tidak bisa dilihat/diawasi oleh siapapun(manusia) kecuali oleh Allah swt. Dan penyaluran sahwat biologis biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi yang tidak bisa dilihat oleh siapapun kecuali Allah Yang Maha Melihat di kala terang maupun gelap. Itulah sebabnya orang yang rajin berpuasa Senin-Kamis di samping puasa wajib bulan Ramadlan, akan lebih bisa menjaga diri (iffah) dibanding orang yang tidak atau jarang berpuasa.
-Persoalan dan Solusi

Persoalannya sekarang adalah mengapa fakta di lapangan masih banyak - bahkan semakin bertambah- terjadi perselingkuhan dan perzinahan baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi ? Hal ini kalau kita kaji lebih mendalam, maka akan kita dapati kesimpulan bahwa ternyata akibat minimnya pelaku perzinahan tersebut dalam ibadah puasa. Sebab tidak mungkin orang rajin berpuasa, tapi masih mau berbuat zina atau perselingkuhan. Bukankah puasa bisa memecahkan / mengurangi syahwat ?

Maka akar persoalan yang terjadi di masyarakat baik itu berupa penyakit korupsi (musuh KPK), maupun perzinahan (penghancur tatanan hidup berumah tangga) adalah berasal dari persoalan pemahaman dan pelaksanaan ibadah puasa. Jadi selagi masih banyak orang yang tidak memahami dan tidak melaksanakan ibadah puasa, maka penyakit masyarakat (korupsi dan prostitusi) yang menjadi momok dewasa ini akan tetap terjadi. Berapapun anggaran yang dihabiskan oleh Pemerintah untuk memberantasnya , tetap tidak akan mampu menanggulanginya dengan tuntas..


Dari kenyataan tersebut, maka lebih baik anggaran yang besar itu dibagi menjadi dua. Setengah anggaran untuk tindakan prefentif (pencegahan) secara rohani, misalnya untuk memfasilitasi orang-orang agar mudah melaksanakan ibadah puasa. Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan ibadah puasa. Mendorong masyarakat terlebih para birokrat dan pejabat agar menjadi contoh teladan bagi rakyatnya dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadlan. Mubtilat (penghancur) puasa seperti warung-warung penyaji makanan yang siap santap juga dibatasi untuk meminimalisir pelanggar-pelanggar puasa.

Dana setengahnya lagi diperuntukkan tindakan kuratif (penyembuhan). Seperti memberi sanksi (takzir) bagi pelanggar puasa bagi orang yang ber-KTP – Islam. Dan pemrosesan hukum bagi para koruptor dan pe-zina dengan tindakan nyata. Misal dengan hukuman penjara yang bisa menjadikan para pelaku benar-benar jera / kapok atas perbuatannya yang kotor. Memang itu semua membutuhkan keberanian dan dana yang cukup. Tapi insya Allah hasilnya akan bisa dirasakan oleh umat secara umum. Rakyat terlindungi dari penindasan ekonomi dan penindasan terhadap perlindungan keluarga.

Semoga kita dapat berpuasa dengan baik dan benar, sehingga memperoleh keberkahan hidup. Berkah sehat jasmani dan rohani, serta berkah rizki buat mengabdi pada Ilahi Rabbi. Dan menjadi teladan bagi setiap diri yang ingin berbenah hati di bulan suci. Wallahu a’lam bis shawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar